Cantrik Mbeling: Mbah, saya bingung, ingin bertanya sesuatu,
tapi rasanya gak pantas....
Eyang Gemblung:
Apa tho? Mbok ya ngomong aja.....
Cantrik Mbeling: Mbah, kalau jadi penari tayub itu berdosa
tidak?
Eyang Gemblung:
Apa? Hanya nanya itu? Ha, ha, ha, ha,
ha, ha
Cantrik Mbeling:
Kok Mbah malah ketawa....
Eyang Gemblung:
Dosa itu apa to le? Ha, ha, ha
Cantrik Mbeling: Dosa
itu...melanggar kehendak Tuhan..jarene ngono Mbah....
Eyang Gemblung: Whua...ha, ha, ha, ha, ha.....Tole, sekarang
dipikirkan......ada yang bilang, kalau perempuan kelihatan rambutnya itu
dosa....karena Tuhan perintahkan rambut perempuan dewasa harus ditutupi...Tapi
ada yang bilang, itu bukan dosa, karena Tuhan gak bilang begitu. Sama dengan makan daging babi..ada yang
bilang dosa, ada yang bilang bukan dosa.
Jadi, yang bilang ini dan
itu dosa itu siapa sebenarnya? Tuhan,
atau manusia yang mengatasnamakan Tuhan?
Cantrik Mbeling: He, he, he, ya sebenarnya sih..Cuma manusia yang
bilang ini dosa dan itu bukan dosa.
Kucing gak pernah bilang begitu mbah, setahu saya lho...ha, ha
Eyang Gemblung: Jadi, dosa itu ya cuma konsep...Itu buah imaji
manusia yang diadakan untuk mengendalikan tindakan manusia itu sendiri. Setiap orang, setiap tradisi, pastinya punya
konsep tentang dosa yang berbeda. Lha
sekarang sakkarepmu...kamu mau bilang penari tayub itu berdosa apa tidak. Lha wong Tuhan gak pernah bilang itu dosa apa
tidak...maksudku..aku ora tahu krungu
nganggo kupingku dewe, yen Gusti ngendika nek kuwi dosa apa ora...ha, ha,
ha.
Cantrik Mbeling: Ha, ha, lha
iyo mbah....Hmmm...menurut saya sih, jadi penari tayub itu bukan dosa
mbah. Itu adalah pekerjaan artistik, si penari itu
menampilkan keindahan. Sementara semesta
sendiri ya penuh dengan gambaran keindahan.
Penari tayub itu kan ngikutin salah satu gambaran semesta..sama aja
dengan burung merak yang lagi nari.
Kalau ada orang senang ya itu malah bagus tho mbah, menghibur!
Menjadi penari tayub itu sama
dengan menjadi apapun, adalah pilihan hidup yang punya resiko...kalau kita siap
menghadapinya, ya dijalani saja. Kalau
menurut saya mbah, Gusti itu tidak pernah membenci apapun yang kita
lakukan....Gusti tak pernah membenci penari tayub, penari breakdance, penari
perut, striptease, apapun. Semua
dikembalikan kepada pilihan merdeka setiap orang.
Yang ada aturan2
semesta..kalau merugikan orang lain, ya pasti ada yang minta
pertanggungjawaban. Prinsip saya satu mbah..jangan merugikan orang lain.
Eyang Gemblung: Lha kowe ku piye tho le..nakon dewe, njawab
dewe..sakkarepmu lah...ha, ha, ha, ha........
Cantrik Mbeling: Sopo ndisik gurune.....ha, ha, ha, ha,
ha...........
Artikel yang amat menarik. Blognya juga secara keseluruhan sangat bagus.
ReplyDeleteMungkin link di bawah ini ada manfaatnya, topik blognya sejenis: http://sabdadewi.wordpress.com/