MENDOBRAK KEBEKUAN NALAR,
MENEMUKAN JALAN TERANG KEHIDUPAN
Jika itu merupakan hal yang penting untuk Anda, buku ini layak Anda baca.
Pemesanan: SMS Nama dan Alamat ke 082126398355
Atau Kirim Pesan ke https://www.facebook.com/satria.pengging
Harga Buku Rp 60.000,00 (Belum termasuk ongkos kirim)
Pembayaran via Rek. BCA a/n Paulus Bambang Susetya, No. 0372201141.
Harga Buku Rp 60.000,00 (Belum termasuk ongkos kirim)
Pembayaran via Rek. BCA a/n Paulus Bambang Susetya, No. 0372201141.
Deskripsi Buku:
Buku ini, menggambarkan upaya tak kenal lelah untuk menggapai kesejatian. Kehidupan
dengan berbagai dinamikanya, eksperimen-eksperimen memasuki wilayah kehidupan yang
selama ini belum tersentuh, adalah sumber permenungan untuk meraih kemajuan spiritual.
Lebih jauh, kemerdekaan dalam bernalar, menjadi modal terbukanya pintu pencerahan.
dengan berbagai dinamikanya, eksperimen-eksperimen memasuki wilayah kehidupan yang
selama ini belum tersentuh, adalah sumber permenungan untuk meraih kemajuan spiritual.
Lebih jauh, kemerdekaan dalam bernalar, menjadi modal terbukanya pintu pencerahan.
Cuplikan Penting:
“.........pada dasarnya, secara essensial ...JAWA pengertiannya adalah
"MENGERTI DENGAN TEPAT mengenai segala sesuatu perkara
HIDUP dan KEHIDUPAN secara MENYELURUH yang
SELARAS dengan KEHENDAK SANG MAHA HIDUP."
"MENGERTI DENGAN TEPAT mengenai segala sesuatu perkara
HIDUP dan KEHIDUPAN secara MENYELURUH yang
SELARAS dengan KEHENDAK SANG MAHA HIDUP."
Jika diurai lebih lanjut .....maka......JAWA merupakan SIKAP
HIDUP SELARAS dengan segala TITAH dari KANG MURBA
ING DUMADI.
HIDUP SELARAS dengan segala TITAH dari KANG MURBA
ING DUMADI.
JAWA berarti HAMEMAYU HAYUNING BAWANA..........
JAWA berarti prasaJA lan WAlaka, ............bersahaja dan
jujur.........hati dan sikap hidup KLOP...SELARAS....”
(P.B. Susetyo)
JAWA berarti prasaJA lan WAlaka, ............bersahaja dan
jujur.........hati dan sikap hidup KLOP...SELARAS....”
(P.B. Susetyo)
“.....saya agak berbeda dengan para moralis yang selalu
menganjurkan kita berbuat baik dan menghindari keburukan.
Bagi saya, konsep baik dan buruk itu subyektivitas masing-masing
pribadi. Tak ada baik dan buruk mutlak dalam satu tindakan.
Adalah penting bagi kita untuk melampaui konsep baik dan
buruk, tapi lebih berpegang pada kenyataan yaitu hukum sebab
akibat dari tindakan. Sebuah tindakan, tanpa kita hakimi sebagai
baik dan buruk, kita lakukan atau kita tinggalkan semata-mata
berdasarkan kesadaran akan konsekuensi dari tindakan tersebut.”
(Setyo Hajar Dewantoro)
Post a Comment