Pengertian Ruwatan Intelejensia
Akar kata dari “Ruwatan” adalah “ruwat”. Ini adalah kosakata Jawa yang berarti “hancur, lebur, musnah”. Maka dengan demikian kata Ruwatan bisa dimengerti sebagai peleburan, penghancuran, dan pemusnahan terhadap perkara-perkara yang mengganggu dan tidak berguna. Pengertian lebih luwes dari ruwatan adalah tindakan pengelolaan secara tepat.
Intelejensia adalah kata serapan dari Bahasa Inggris yang artinya adalah kecerdasan, terbentuk dari kata “intelligent” yang artinya cerdas. Dan intelejensi atau kecerdasan inilah yang mesti mendapatkan peruwatan secara tepat guna
Maka, ruwatan intelejensia dapat dimengerti sebagai tindakan untuk mengelola secara tepat terhadap kecerdasan atau penalaran manusia, melalui penyadaran mengenai potensi di dalam diri manusia itu sendiri. Sehingga nantinya setiap manusia yang telah melakukan ruwatan terhadap intelejensianya itu dapat mempergunakannya secara berdayaguna dan tepat guna. Mereka yang telah melakukan ruwatan intelejensia, penalarannya akan bersih dari segala distorsi, sehingga rasa dan laku dalam kehidupannya menjadi tepat, serta membuahkan pola hidup yang cetha – jelas kecemerlangannya.
MENGAPA DIPERLUKAN
Orang pasti gagal dalam hidupnya ketika memiliki pola nalar yang terdistorsi, kegamangan sikap dan kekeliruan tindakan. Itu kausalitas dalam hidup yang tak bisa dibantah siapapun. Ruwatan intelejensia memastikan pemulihan nalar dari situasi terdistorsi itu
Distorsi nalar umumnya terjadi karena manusia lebih mengandalkan pikiran dan menyerap berbagai informasi dari luar yang selanjutnya membentuk sebuah pola nalar atau pola pikir. Ruwatan Intelejensia membantu manusia terhubung dengan Sumber Kecerdasan yang bertahta di Pusat Hati. Dengan pendekatan ini, energi dari Pusat Hati menyelaraskan nalar atau pikiran yang terdistorsi oleh berbagai asumsi yang keliru, sehingga terbangunlah kejernihan rasa, nalar dan tindakan.
TUJUAN PELATIHAN
- Peserta sadar bahwa setiap pribadi memiliki tubuh fisik sekaligus tubuh energi, juga sumber energi manusia– yaitu ruh atau divine dimension yang bertahta di pusat hati.
Peserta bisa menata energi di dalam dirinya sehingga tubuh energinya menjadi selaras, sekaligus bisa menata daya dorong dalam diri yang berpengaruh terhadap tindakan.
Peserta mengerti dengan tepat apa kegunaan nyata dari pengelolaan energi atau daya yang ada pada dirinya.
Peserta bisa mempraktekkan metoda-metoda pengelolaan energi di dalam diri sehingga semua potensi di dalam dirinya tereksplorasi secara optimal.
Melalui praktek pengelolaan energi bersama-sama saat pelatihan yang dilanjutkan dengan intensitas latihan secara pribadi, dipastikan para peserta mendapatkan berbagai kegunaan nyata. Yang paling esensial adalah keterhubungan dengan Sumber Hidup (Tuhan). Buah lainnya adalah: Peningkatan Kesegaran Tubuh, Penyembuhan, Peningkatan Kepekaan, Penemuan Talenta, Tindakan yang Lebih Selaras dengan Cetak Biru Kehidupan, Perlindungan Diri, Peningkatan Kecerdasan dan Kemampuan Berprestasi.
MATERI PELATIHAN
Dalam durasi pelatihan 8 jam efektif (ONE DAY TRAINING) atau 24 jam efektif (3 DAYS INTENSIVE TRAINING), para peserta mendapatkan materi pelatihan sebagai berikut:
1. PENGENALAN REALITAS DIRI.
Peserta diajak untuk menyadari diri yang tidak hanya terdiri dari tubuh material, tapi juga tubuh energi. Peserta juga diajak untuk secara nyata mengenali sumber energi yang ada di dalam diri.
2. PENGENALAN TATAN ENERGI DALAM TUBUH
Peserta diajak untuk mengenali pusaran-pusaran energi dalam tubuh, pola sirkulasi energi, keterhubungan energi tubuh dengan energi semesta, dan keterhubungan dengan sumber energi yang bertahta di pusat hati yang menentukan konfigurasi energi setiap pribadi.
3. PENJELASAN KEGUNAAN PENGELOLAAN ENERGI
Peserta diajak untuk mengerti berbagai kegunaan nyata dari pngelolaan pribadi, baik dalam kaitannya dengan kesehatan, spiritualitas, mapun kemampuan berkarya.
4. METODA-METODA PENGELOLAAN ENERGI
Peserta diajak mempraktekkan berbagai metode pengelolaan energi (Terdapat belasan metode yang bisa dipraktekkan peserta sesuai dengan ketersediaan waktu).
TRAINER
P.B. Susetyo
Terlahir di Ponorogo dari keluarga yang pertama kali menjadi cikal bakal adanya Polisi Militer di kota ini. Ia seorang pendidik dengan pendekatan yang sangat unik. Keunikan itu terkait dengan kenyataan bahwa ia secara natural terbawa oleh DNA leluhur menjadi penjelajah jagad spiritual.
Ia mulai menyadari kenyataan ini sejak usia delapan tahun. Mengalami pertumbuhan dengan berbagai dinamika realitas jagad spiritual di kota tempat kelahiran –Ponorogo- sampai pada ketika mendapat mimpi melihat gerhana Bulan di kota Yogyakarta. Di kota ini, pada bulan Ramadhan di tahun 1985 ia mengalami peristiwa perjumpaan dalam dimensi rohani dengan kesejatian yang kemudian secara intensif membimbing dirinya selama tiga tahun mengenai essensi realitas kehidupan universal holistic. Sejak itu, ia menjalankan fungsi sebagai pendidik yang membantu orang-orang dari berbagai latar belakang dan lapisan sosial untuk menyadari kepermataan pribadi mereka, dan bisa tumbuh berkembang sesuai cetak biru masing-masing.
Setyo Hajar Dewantoro
Terlahir di Magelang, di kaki Gunung Tidar. Selaras dengan nama yang diberikan orang tua, ia tak bisa lepas dari peran sebagai pendidik. Menjadi pendidik adalah jalan hidupnya, dan itu dilakukan lewat berbagai cara dan pendekatan. Beberapa eksperimen pendidikan telah dilakukan, baik dalam bentuk pendirian lembaga pendidikan formal dari jenjang dasar hingga perguruan tinggi, juga melalui pendidikan non-formal di bidang bisnis, kewirausahaan sosial, dan pengembangan diri.
Dilatari perjalanan panjang untuk menemukan kesejatian hidup dan pengembaraan ke berbagai tempat di Nusantara untuk menemukan esensi spiritualitas, ia kini siap memfasilitasi pembelajaran bagi individu maupun organisasi agar bisa mencetak karya yang cemerlang.
Hi thanks for poosting this
ReplyDelete