CANTRIK MBELING:
Mbah....jika benar memang ada Tuhan Sang Pencipta, maka Dia adalah sosok yang
kejam atau suka menonton penderitaan manusia...
EYANG GEMBLUNG:
Bagaimana kok kamu bisa menyimpulkan begitu?
CANTRIK MBELING:
Lha jelas tho Mbah.....manusia yang Dia ciptakan di muka bumi ini rata-rata
menderita, terlebih mereka yang ada di kawasan konflik, di negeri-negeri
melarat.
EYANG GEMBLUNG:
Bisa dicontohkan lebih spesifik?
CANTRIK MBELING:
Coba Mbah kita ambil kasus orang-orang Kurdi yang menjadi korban ISIS, atau
suku-suku di Afrika yang menjadi korban genosida dari lawan politik
mereka. Bukankah yang menciptakan mereka
adalah Tuhan itu sendiri, yang memberi kuasa pada salah satu pihak untuk bisa
menganiaya pihak lainnya adalah Tuhan juga?
Dan ketika dalam waktu yang panjang, penderitaan para korban itu tak
kunjung juga berakhir, apa yang bisa kita simpulkan? Apakah Tuhan tak kuasa mengakhiri penderitaan
manusia? Atau, jangan-jangan Tuhan itu
memang suka melihat penderitaan manusia.
EYANG GEMBLUNG:
Wah..wah..sebentar..sebentar.....tampaknya kamu punya asumsi bahwa Tuhan itu
mirip dirimu ya?
CANTRIK MBELING:
Maksudnya bagaimana Mbah....
EYANG GEMBLUNG:
Dari pernyataanmu, tersirat bahwa kamu membayangkan Tuhan itu satu sosok, satu
pribadi, yang terpisah dari manusia yang diciptakannya. Yah, mirip dengan pencipta robot dengan robot
yang diciptakan. Lalu, kamu membayangkan
Tuhan bisa semaunya menyetel hasrat maupun tindakan manusia.......
Begini Thole.....justru kamu harus menyadari lebih dulu,
bahwa Tuhan itu bukan satu sosok..Tuhan itu adalah Keberadaan itu sendiri,
Tuhan itu adalah Realitas tanpa batas itu sendiri....dan semesta dengan segala
hukum yang bekerja di dalamnya adalah pengejawantahan dari Keberadaan atau Realitas
yang tak bisa dikatakan apa dan bagaimananya.
CANTRIK MBELING:
Apa gunanya kesadaran demikian untuk menjawab pertanyaan saya Mbah?
EYANG GEMBLUNG:
Begini....faktanya adalah, setiap manusia, begitu dia terlahir ke muka bumi, ia
telah memiliki benih free will. Setiap
manusia punya otoritas untuk melakukan tindakan apapun yang dia mau, dalam
bingkai dan batasan kuasa yang dia miliki.
Maka, dengan free will itu seorang manusia bisa menanam benih bunga
mawar hingga tumbuh pohon mawar dengan bunga yang indah. Tapi ia juga bisa menghancurkan pohon-pohon
mawar yang ada.
Seorang manusia punya free will untuk membenci manusia
lainnya dan menghancurkan kehidupan manusia lainnya dengan cara yang
memungkinkan baginya. Sebaliknya, ia
juga memelihara kehidupan jika ia mau, sesuai kuasa yang ia miliki.
Nah, perang, konflik, adalah dampak dari free will
manusia. Sebagaimana kerukunan,
persaudaraan, juga merupakan dampak dari free will manusia itu. Manusia bebas melakukan apapun..tetapi
semuanya terikat dalam sebuah hukum semesta: ada sebab ada akibat, ada tindakan
ada konsekuensi.
Karena realitanya setiap manusia punya free will dan selalu
punya kemungkinan untuk menghancurkan atau memelihara hidup manusia lainnya,
maka siapapun perlu untuk selalu eling dan waspada agar tidak menjadi korban
dari pilihan merugikan yang diambil pihak lain.
Konflik di Timur Tengah, di Afrika, adalah buah dari pilihan
manusia sendiri. Itu hanya bisa diakhiri
jika manusia memang mau mengakhirinya.
Nah, korban yang muncul dalam konflik itu, masuk dalam jaring-jaring
kausalitas yang ditentukan oleh pilihan-pilihan maupun tindakan mereka. Supaya tidak menjadi korban, atau supaya
penderitaan berakhir, manusia sendirilah yang harus melakukan tindakan yang sesuai.
Kehidupan pada dasarnya tetap tidak punya orientasi
menghancurkan peradaban manusia. Manusia
sendirilah yang menghancurkan hidup yang sebetulnya merupakan anugerah.
CANTRIK MBELING:
Hmmm....tidak mudah memahami apa yang dipaparkan Simbah. Tapi saya mengerti......semua yang terjadi
dalam kehidupan di muka bumi ini, termasuk tragedi yang ada, sebenarnya adalah
buah atau konsekuensi logis dari tindakan kolektif manusia itu sendiri.
EYANG GEMBLUNG:
Ya...makanya setiap manusia mesti sadar bahwa dia membawa kuasa yang bisa
dipergunakan untuk menghancurkan ataupun membangun. Pilihan yang diambil tentu membawa rasa yang
berbeda..sengsara atau bahagia. Karena
itulah, sadari setiap langkah hidupmu, dan bertindaklah yang nyata-nyata
membawamu keluar dari derita menuju bahagia.
CANTRIK MBELING: He, he, he, ya Mbah...saya jelas akan
memilih tindakan yang membawa pada bahagia.
Post a Comment