Manusia hidup karena energi. Dan di
dalam diri manusia, terdapat berbagai kategori dan simpul energi. Semua energi bermula dan bersumber dari
Realitas Tertinggi, yaitu Gusti Yaktining Hurip. Namun, energi di dalam diri manusia ini
berbeda-beda
Energi yang paling murni bersumber pada telenging manah. Inilah energi spiritual, energi ruh, atau divine energy pada diri manusia. Keterhubungan dengan energi ini menegaskan
posisi manusia sebagai makhluk spiritual atau sebagai titah urip yang paling
sempurna mengejawantahkan keberadaan Gusti.
Selain itu, di dalam diri manusia, bisa muncul energi dari proses metabolisme
tubuh. Inilah energi yang biasa
dipergunakan manusia untuk bergerak, berpikir, bekerja, dan dinamai energi
fisik. Baik berada dalam kesadaran
spiritual maupun tidak, manusia pasti selalu mendapatkan pasokan energi ini
untuk hidup melalui proses hambegan atau bernafas, makan, minum dan tidur. Selama organ-organ vital tidak mengalami
kerusakan parah, manusia yang terus hambegan, makan, minum dan tidur, niscaya
akan tetap bisa hidup di Planet Bumi ini.
Namun, energi fisik seperti ini, semakin besar ketika manusia mengolah
raganya, seperti dengan push up, angkat beban, dan semacamnya.
Energi lain yang mungkin ada pada diri manusia adalah apa yang dikenal
sebagai tenaga dalam. Ini adalah energi
yang pusatnya ada di titik di bawah pusar dan di atas kemaluan. Energi tipe ini muncul ketika manusia
melakukan pengolahan hambegan. Sebagai
contoh, dengan membiasakan pengaturan hambegan segitiga: tarik nafas dalam 8
hitungan, tahan nafas 9 hitungan, dan keluarkan nafas 7 hitungan. Dengan energi ini manusia bisa melakukan
berbagai perkara yang tidak bisa dilakukan sekadar dengan mengandalkan energi
dari makan dan minum. Sebagai contoh,
dengan memiliki tenaga dalam, manusia bisa mematahkan sebilah besi dengan tangan,
atau mengangkat barang yang sangat berat.
Bisa juga berjalan sangat cepat sampai memperingan tubuh sehingga bisa
seperti terbang. Energi seperti ini,
biasa dimiliki para praktisi bela diri dari beragam aliran.
Energi lain pada diri manusia adalah kundalini yang bersumber di ujung
tulang ekor. Energi ini mengalir melalui
saluran tulang sumsum. Energi ini pada
manusia umumnya bersifat potensial.
Bahasa populernya, belum aktif. Sekalipun kata belum aktif ini juga
tidak pas. Karena kundalini ini sebagai
salah satu energi hidup, bagaimanapun pasti telah aktif, hanya intensitasnya
atau kepejalan energinya pada setiap orang bisa berbeda sesuai dengan cetak
biru dan laku hidupnya. Melalui laku
semedi atau meditasi, juga yoga, energi kundalini bisa ditingkatkan
intensitasnya. Kebangkitan energi kundalini
bisa membawa sensasi fisik dan metafisik, dan mungkin juga memunculkan
kekuatan-kekuatan yang tidak umum pada manusia.
Energi berikutnya adalah energi otak, energi pikiran, atau mind power. Sumbernya adalah otak, dan lebih spesifik
lagi adalah pineal gland. Energi
kategori ini, bisa ditingkatkan intensitasnya melalui meditasi dengan fokus
pada pinal gland dan mata ketiga (perangkat semacam teleskop yang berada di
kening, di antara dua mata, yang terhubung langsung dengan pineal gland). Tradisi lain adalah Neuro Linguistik
Programming dan hipnotis. Ini adalah
cara memberdayakan mind power melalui
pengaturan bahasa. Teknik yang bisa
digunakan adalah sugesti, visualisasi kreatif, penjangkaran, dan
semacamnya. Dengan energi ini, seseorang
bisa saja mengubah energi menjadi materi yang pejal. Apa yang semula hanya muncul dalam imajinasi,
ketika dialirkan emosi dan energi kepadanya, itu bisa menjadi kenyataan yang
bergatra. Dengan energi ini, seseorang
bisa juga mempengaruhi orang lain bahkan mengendalikan orang lain.
Berbagai energi sebagaimana diuraikan di atas, ada karena memang ada
perangkatnya. Itu merupakan bagian dari
keberadaan manusia. Siapapun yang
menyadari dan melakukan tindakan-tindakan untuk mengaksesnya, pasti bisa
memiliki dan mendayagunakannya. Maka,
tumbuhnya berbagai tradisi yang membawa manusia bisa memiliki tenaga fisik,
tenaga dalam, kundalini maupun mind power yang semakin besar, adalah sebuah
kewajaran.
Tetapi, jika tujuan
kita adalah meraih kesejatian hidup, maka yang perlu diakses sumber energy murni
di telenging manah,
Post a Comment