Layang
Djojobojo (Layang Nata) yang merupakan bagian dari Manuskrip Kuna Gunung
Klothok membabarkan laku Nusantara Kuna yang sesungguhnya. Ternyata, di dalam kata Kedjawen, terdapat
pola laku yang benar-benar bisa membawa manusia pada kecemerlangan dan
kesempurnaan hidupnya.
Kata Kedjawen adalah tembung wancahan,
atau kata yang tersusun dari aksara depan sebuah rangkaian kata. Delapan kata yang aksara depannya membentuk
kata Kedjawen, ternyata membentuk 8 formula hidup sempurna. Rupanya bukan kebetulan juga jika angka 8 ini
sekaligus merupakan simbol infinity, simbol energy yang tak pernah terputus,
mengalir berkelanjutan secara penuh, membentuk kesempurnaan.
Demikianlah uraian dari formula hidup sempurna yang terkandung dalam kata
Kedjawen:
(K) KAHURIPAN (Kehidupan)
Formula hidup sempurna yang pertama dan paling utama adalah menyadari
Kehidupan. Kehidupan disadari dengan
menyadari nafas yang mengalir di dalam tubuh ini dan menjadi penyebab
kehidupan. Menyadari nafas niscaya
membawa pengertian bahwa dalam setiap detik kehidupan, setiap pribadi
mendapatkan anugerah tak terkira dari Sang Sumber Hidup.
(E) ENOTUK (Jatidiri)
Siapapun yang cermat dan intensif menyadari nafasnya, pasti bisa menemukan susuhing angin atau telenging manah, yang letaknya ada di balik ulu hati. Inilah titik yang menjadi gerbang perjumpaan
dengan Diri Sejati. Siapapun yang
intensif menyadari titik ini niscaya sadar akan jatidirinya.
Titik inilah yang menjadi pusat keberadaan seorang manusia dan di sanalah
Tuhan bertahta. Dengan menyadari titik
itu niscaya seseorang bertemu dengan Guru Sejatinya, dan terhubung dengan Pusat
Kecerdasan Tertinggi dan Sumber Energi paling murni pada diri manusia.
(D) DAWUH (Perintah)
Dengan menyadari jatidiri dan secara intensif masuk ke dalam pusat hati,
kita pasti bisa menangkap pesan-pesan kosmik atau perintah Gusti yang muncul
dari pusat hati. Inilah tuntunan yang
pasti membawa pada keselamatan dan kecemerlangan hidup.
(J) JESO (Prinsip)
Seseorang yang telah dengan jelas menangkap pesan-pesan kosmik atau
perintah Tuhan dari pusat hati, lalu menjadikannya sebagai prinsip kehidupan,
niscaya hidupnya menjadi kokoh. Tak terombang-ambingkan dengan segala persepsi
dan pandangan orang lain yang berseliweran di sekeliling kita.
(A) ANGGER-ANGGER (Tatanan)
Seseorang yang hidup selaras dengan pesan-pesan kosmik atau perintah Tuhan
itu juga niscaya tertata hidupnya. Apa
yang semula berantakan secara natural akan terselaraskan. Hidup akan menjadi perjalanan yang penuh
harmoni dan keindahan.
(W) WOHONO (Firman)
Keterhubungan dengan Guru Sejati yang bertahta di pusat hati, niscaya
membuat kata-kataNya menjadi kata-kata kita.
Apa yang terucap menjadi sabda
mandi sabda dadi karena dilandasi kuasa-Nya.
(E) ELOK (Keajaiban)
Dengan keberadaan sabda mandi sabda dadi yang berpangkal dari pancaran
energi murni di pusat hati, berbagai keajaiban dalam hidup bisa terjadi. Apa yang semula tak mungkin dan tak
terjangkau, bisa menjadi mungkin dan terjangkau dengan kuasa Gusti yang telah
memenuhi kesadaran kita.
(N) NOWOSO (Keperkasaan)
Demikianlah prinsip-prinsip keperkasaan leluhur Jawa. Keperkasaan itu
muncul karena kejumbuhan atau kebersenyawaan dengan Tuhan yang Maha
Perkasa. Kesadaran dasarnya, kita bukan
siapa-siapa, bukan apa-apa, yang ada dan bekerja dalam hidup kita hanyalah
Tuhan Yang Maha Perkasa.
Post a Comment