STORY OF SHD 13



shd channel

SHD Channel - Setiap orang punya proses masing-masing untuk merealisasikan rancangan agungnya. Saya tentu saja juga pernah ada pada fase "jauh dari rancangan agung". Saat itu, terasa ada yang kurang dalam hidup ini. Saya merasa belum puas dan terdorong untuk mengejar sesuatu. Keseharian juga sering diliputi duka, kadang muncul kekhawatiran, ketakutan, kadang muncul rasa tak berdaya. Itu terjadi meski saya sudah menekuni jalan spiritual termasuk rajin meditasi.

Saat itu, pencerahan memang masih menjadi kata-kata teoritis bagi saya. Saya belum benar-benar mengerti artinya terhubung pada Diri Sejati; frase jumbuh kawula lan Gusti masih sekadar filsafat yang indah di kepala saya. Meski Diri Sejati bersemayam di dalam diri, kenyataaanya tak mudah untuk terhubung dan hidup selaras denganNya. Ikuti dan ketidakmurnian jiwa menjadi tabir penghalang. Hingga kemudian, ketekunan laku yang dibarengi kepasrahan, plus komitmen untuk setia mengikuti apa dorongan yang muncul dari hati, membuahkan hasil pada waktunya.

Kesediaan menanggung derita akibat serangan metafisik, juga akibat kekeliruan dalam mengambil keputusan dan melangkah di masa lalu, membuat jiwa pada akhirnya dimurnikan. Proses pemurnian ini mencakup pemurnian secara energi, setelah bertahun-tahun dijerat parasit energi, pada akhirnya jiwa kembali bebas merdeka dalam kemurnian. Pemurnian juga terjadi pada aspek lain: segala jejak dosa bisa dilebur dan hati menjadi penuh kasih. Dimulailah episode hidup sorgawi. Saya memandang dunia dan kehidupan dengan cara berbeda, terasa segala sesuatunya menjadi terang benderang. Berlandaskan kemurnian jiwa inilah pada momen selanjutnya fase-fase pencerahan yang tiada ujung bisa diraih.

Laku saya untuk mengalami transformasi ini hanya meditasi. Saya sudah tidak menjalankan laku puasa yang diajarkan tetua jaman dulu: ngasrep, mutih, dan lainnya. Dulu tentu saja pernah. Saya juga tidak punya pantangan apapun, saya pemakan segala selama badan saya menerima. Saya makan daging juga, dan sadar bahwa menjadi vegetarian bukan pertanda tercerahkan dan tidak harus dilakoni untuk menjadi tercerahkan. Tumbuhan dan hewan nyatanya sama-sama punya soul, dan sama-sama terbunuh saat kita makan. Tapi ya memang demikian rancangan natural mereka: sebagian tumbuhan dan hewan memang ditempatkan dalam mata rentai makanan, mereka memasuki evolusi lebih lanjut dengan menjalankan tugasnya: menjadi makanan bagi manusia. Tapi saya ya tidak ngawur, saya makan tanaman sayur mayur bukan tanaman hias. Saya makan ayam, kambing, atau ikan yang memang naturenya adalah untuk dimakan. Saya tidak makan anjing, kucing, burung perkutut dan ikan mas koki atau ikan cupang yang merupakan binatang klangenan, binatang piaraan yang bisa dianggap sebagai anggota keluarga. Saya hanya memegang prinsip sederhana: saya menjauhi keserakahan dan memberkati apa yang saya makan agar naik ke dimensi yang lebih tinggi.

Selanjutnya, seiring saya semakin bertumbuh, bagi sebagian orang saya dianggap " jadi makin gila". Saya biasa bicara ceplas-ceplos. Karena pada dasarnya saya senang tampil apa adanya tanpa pencitraan. Ada banyak ungkapan saya yang dianggap gak lumrah, kadang saya dibilang sombong. Padahal apa yang saya ungkap di depan publik tak lebih dari 5% dari apa yang saya alami. Sebagai contoh, saya dibilang gila saat bilang di Planet Mars ada penghuninya, tapi mereka tak terlihat mata biasa karena ada di dimensi 7 dalam rumus 31 dimensi. Dan bahwa Planet Mars mengalami kerusakan akibat perang nuklir di masa lalu.

Yang terkesan sombong adalah saat saya mengungkap dimensi-dimensi jagad raya dan bilang bahwa saya tahu bagaimana keadaan jiwa yang telah lepas dari raganya. Nyatanya saya memang tahu apakah jiwa-jiwa yang "meninggal dunia" itu berada di mana: menjadi arwah gentayangan di dimensi 4, terjerat di dimensi 1 dan 2 dalam penderitaan, di alam penantian dimensi 6 atau masuk ke alam cahaya - dimensi 12 ke atas. Jadi, saat ada berita orang meninggal, saya bukannya mengucap kata2 sesuai tradisi, saya memilih diam dan mendeteksi jiwanya ada dimana. Jika jiwanya terjerembab ke dimensi rendah lalu saya bisa tolong, ya saya tolong. Kalau tidak ya sudah diam, asal tahu saja. Jadi, saya tahu banyak tokoh-tokoh popular yang ketika meninggal didoakan banyak orang, ternyata tetap menderita terjerat di dimensi 1 dan 2.

Yang susah juga diterima oleh sebagian orang adalah ketika saya bilang, orang ini tidak jernih jiwanya, terjerat Jin, siluman atau alien. Apalagi jika menyangkut tokoh besar, sangat tak mudah orang menerima informasi yang berbeda dengan apa yang mereka imajikan. Saya memang diberi ketajaman rasa untuk menyingkap segala kamuflase, termasuk mendeteksi sosok apa yang ada di balik tokoh2 popular yang sering bicara tentang pencerahan. Saya geli sendiri karena banyak orang belajar spiritual dan meditasi malah kejerat entitas dimensi rendah, jiwanya jadi keruh sekali. Saya geli karena begitulah yang juga pernah saya alami. Tapi saya gak buka-bukaan juga kok, saya jarang sekali bicara ini kecuali pada ruang dan waktu yang tepat.

Tahun 2020, semakin banyak yang tersingkap. Termasuk saya jadi mengerti bahwa saya hidup di berbagai dimensi secara paralel dan keseluruhannya saling terhubung. Saya mengerti sosok saya sebagai SHD di dimensi 5 dan sebagai sosok dengan nama lain di dimensi 9, dimensi 30 dan dimensi 30+++++. Penyingkapan atas semua itu membuat saya makin murni, penuh kasih, berkesadaran dan berdaya.

Beruntunglah siapapun yang mengikuti jalan yang telah dibukakan......
0 Response to "STORY OF SHD 13"

Post a Comment



Laku spiritual adalah proses bertumbuhnya pengalaman keilahian, wujudnya adalah menjadi penuh dengan daya, penuh kebijaksanaan, penuh kecerdasan, penuh kreatifitas, penuh welas asih.


Setyo Hajar Dewantoro
Founder of Mahadaya Institute


Buku

Buku Medseba Buku Sastrajendra Buku Suwung Buku Sangkan Paraning Dumadi Buku Jumbuh Kawula Gusti Buku Tantra Yoga Buku Kesadaran Matahari Buku Kesadaran Kristus

Kegiatan