Foto: SHD with Nanang Fashion Fotografer: Agustinus Sidharta |
Ada banyak hal yang semakin saya mengerti sebagai buah dari laku spiritual. Pertama, kesadaran akan keagungan jiwa membuat kita tak bisa dibuat merasa terhina dengan cara apapun. Kedua, kebahagiaan sejati muncul saat kita melakukan penerimaan total pada apapun. Kita memutus akar duka dengan melakukan zero complain kepada apapun yang terjadi dalam kehidupan kita. Ketiga, akar duka juga dipangkas total dengan tidak lagi berprasangka, berasumsi, menilai dan menilai atas dasar asumsi. Hanya tenggelam dalam keheningan dan membiarkan pengertian sejati akan segala hal muncul lewat rasa sejati.
Saya betul-betul bersyukur karena bisa, meraih hidup sorgawi di bumi ini. Untuk mencapai ini, kuncinya memang penerimaan total, keberserahan diri yang total, dan kesetiaan yang total pada Sang Sumber Hidup. Dan landasan untuk semua itu adalah keterhubungan yang total dengan Hingsun, setelah luruh semua tirainya. Tirai yang sudah bisa dilebur habis adalah segala luka batin pada conscious mind, subcobscious mind dan unconscious mind. Tirai berikutnya yang sudah bisa dilebur total adalah parasit energi, segala jejak dosa dan segala bentuk ilusi. Inilah hasil dari laku yang beroroentasi pada pemurnian jiwa.
Bahagia sorgawi tak akan bisa diraih oleh orang yang masih punya keinginan egoistik. Dan semakin menderitalah setiap orang yang memaksakan keinginan egoistiknya. Laku spiritual membuat saya suwung dari segala tindakan yang bisa menarik dukacita. Bukan berarti saya tak punya keinginan manusiawi, tapi itu semakin minimal dan sederhana, dan itupun hanya bisa saya penuhi jika mendapatkan lampu hijau dari semesta. Suwung berarti tak ada ambisi jabatan, ambisi financial, ambisi popularitas dan lainnya. Hidup hanya menjalani lakon sembari merayakan segenap keindahannya.
Saya mengajak dan menuntun siapapun untuk mengalami kebahagiaan sorgawi saat ini dan di sini. Ajaran spiritual yang saya jalani dan ajarkan tidak memberi iming-iming, hanya mengungkap hukum semesta dan kehidupan yang bisa dibuktikan sendiri. Siapa yang menjalani laku keheningan secara tekun dan mendalam pasti bisa merasakan kebahagiaan sorgawi yang saya maksud...
Karena dalam keseharian dan saat saya mengajar selalu memancarkan vibrasi kebahagiaan dan kedamaian, banyak murid saya yang selalu kangen, tak peduli laki-laki atau perempuan. Mereka lalu bertanya, apakah ini bentuk kemelekatan? Saya jawab, "Bukan! " Apapun yang membawa pada realisasi rancangan agung plus tidak membawa duka bukanlah kemelekatan. Kemelekatan adalah segala bentuk keterikatan pikiran dan emosi yang membuat kita tidak berani menjalani hidup sesuai rancangan agung. Apa yang membuat jiwa Anda menjadi kerdil adalah kemelekatan. Apa yang membuat jiwa Anda makin murni dan cemerlang adalah anugerah semesta.
Maka, tak heran pra atau pasca kajian, workshop atau retreat pasti ada yang minta berpelukan dengan saya. Saya sih oke saja. Tapi kemudian saya buat peraturan, soal berpelukan ini gratis untuk cowok. Tapi untuk cewek harus mbayar. Emang saya cowok apaan.
Rahayu
Post a Comment