STORY OF SHD 18




Guru Spiritual yang sesungguhnya adalah orang yang telah tercerahkan lalu berbagi energi dan metoda pencerahan. Ia adalah sosok yang telah meraih kebahagiaan sejati, konstan berada di dalam kebahagiaan sejati, lalu menuntun orang lain agar mengalami hal yang sama. Ia juga adalah seseorang yang teratai kasih murni telah mekar sempurna di sanubarinya lalu menebarkan vibrasi kasih murni itu sehingga orang-orang yang berada di dekatnya atau terhubung dengannya merasakan kedamaian mendalam. Bisa dibilang, saya ada pada fase latihan praktik sebagai Guru Spiritual pada 2014-2018. Baru pada 2019 saya benar-benar berperan sebagai Guru Spiritual karena pencerahan, kasih murni, kebahagiaan dan kedamaian sejati itu telah saya rain sehingga bimbingan yang saya berikan benar-benar otentik.

Sungguh unik, seiring perubahan vibrasi pada diri saya berkaitan dengan pertumbuhan kesadaran spiritual, orang-orang yang dekat dan bersama saya sebagai murid dan teman perjalanan juga mengalami perubahan. Hanya sebagian kecil yang terus bertahan, sisanya terkena mekanisme pemilahan oleh semesta berdasar hukum keselarasan vibrasi. Tadinya saya sempat agak baperan, karena saya gak nyaman berpisah dengan orang-orang yang kadung saya kasihi. Namun kemudian saya disadarkan untuk tidak punya kemelekatan, lepaskan apa yang harus lepas mengikuti gerak semesta.

Semakin jernih jiwa ini, semakin bertumbuh kasih murni di dalam diri, memang semakin sirna segala bentuk kemelekatan. Kemelekatan adalah sikap mencengkeram apa yang diingini atau dianggap penting, dan ketakutan kehilangan hal-hal tersebut. Pembelajaran semesta yang paling menonjol sepanjang 2019 memang terkait dengan hal ini, melampaui rasa memiliki, rasa takut, rasa tak aman. Soal uang misalnya, saya benar-benar dididik untuk tidak melekat, benar-benar nyuwung pada uang. Di luar uang yang saya nafkahkan pada keluarga, saya betul-betul melakukan pengeluaran atau belanja berdasarkan tuntunan dari Hingsun. Keluar uang untuk apa dan jumlah berapa, sepenuhnya Hingsun yang menentukan. Saya sebagai SHD hanya mematuhi semua itu tanpa pertanyaan dan keraguan. Juga tanpa ketakutan kehabisan uang. Jika di rekening ada uang 10 juta dan saya harus keluarkan 9,9 juta, maka itu pasti saya jalankan dengan kepatuhan 100%. Sejauh saya mantap itu adalah titah Hingsun, maka pasti saya jalankan tanpa menunda-nunda. Tak ada ketakutan dan kekhawatiran saya jadi miskin. Ini memang tentang kesadaran keberlimpahan, uang di dompet dan rekening itu hanyalah petty cash, tabungan sesungguhnya ada di semesta dan tanpa batas. Saat petty cash habis karena kita belanjakan sesuai tuntunan Hingsun, ya pasti diisi lagi oleh semesta

Kebahagiaan dan kedamaian yang konstan memang bisa dialami oleh siapapun yang jiwanya merdeka dari segala ketakutan dan kekhawatiran. Kesadaran yang semakin murni membuat saya tak punya ketakutan sama sekali pada runtuhnya citra atau nama baik. Saya benar-benar tak peduli pada citra atau nama baik yang muncul dari persepsi orang lain. Saya setia total pada tuntunan Hingsun. Apapun yang dititahkan pasti saya jalani, meski itu bisa dianggap keliru oleh orang lain. Saya sama sekali tak terikat dengan dogma, tradisi, moralitas dan segala hasil konstruksi pikiran manusia. Saya tak khawatir dibilang amoral atau apapun atas segala tindakan yang sadari sepenuhnya sebagai bagian dari lakon saya dalam tuntunan Hingsun. Orang-orang yang berasumsi saya bukan orang yang layak diteladani, bukan Guru Spiritual yang baik, silakan menjauh. Hingsun juga membimbing saya untuk tidak takut kehilangan murid atau teman. Maka saya selalu mengedepankan sikap apa adanya. Saya bicara dan tertawa lepas tanpa ada beban apapun. Tapi saya pasti diam jika Hingsun menitahkan begitu.

Kemelekatan muncul karena belum tumbuhnya kasih murni. Kemelekatan adalah milik mereka yang masih sangat egoistik. Ketakutan dan kekhawatiran adalah milik mereka yang pikirannya sibuk dan penuh asumsi, belum nyambung penuh dengan rasa sejati. Inilah akar-akar penderitaan. Dan ini semua hanya bisa diselesaikan saat kita konsisten menyelami keheningan lalu bekerjalah banyu kahuripan menjernihkan semuanya.

Kualitas jiwa atau karakter seperti inilah yang hendak bagikan pada semua yang belajar pada saya. Anda yang belajar pada saya semestinya juga tercerahkan, penuh kasih murni dan kedamaian. Saya menuntun siapapun yang merindukan kebahagiaan surgawi. Maka indikator keberhasilan dalam pembejaran bersama saya adalah hidup yang bebas galau, bebas ketakutan, bebas kekhawatiran, bebas kemelekatan yang membawa derita.

Jika Anda bisa merasakan vibrasi kasih murni, kebahagiaan dan kedamaian dalam setiap kata dan tindakan saya, sewajarnya juga bisa mengerti bahwa segala info dari dunia lain yang saya sampaikan, bukanlah hasil berhalusinasi. Saya perlu memberitahu pada Anda, tak ada orang yang terjebak halusinasi yang vibrasinya penuh kedamaian. Tak ada juga orang terjebak halusinasi yang tatapan matanya tajam menghunjam ke relung jiwa. Tak ada juga orang berhalusinasi wajahnya makin ganteng dan punya senyum surgawi. Maaf.... Yang kalimat-kalimat terakhir adalah Iklan... Hi hi.... Itu Iklan yang dituntun Hingsun karena Hingsun sangat menghargai Mark Zuckerberg yang telah membuat FB sebagai sarana promosi dan berbagi keceriaan.

Rahayu......
0 Response to "STORY OF SHD 18"

Post a Comment



Laku spiritual adalah proses bertumbuhnya pengalaman keilahian, wujudnya adalah menjadi penuh dengan daya, penuh kebijaksanaan, penuh kecerdasan, penuh kreatifitas, penuh welas asih.


Setyo Hajar Dewantoro
Founder of Mahadaya Institute


Buku

Buku Medseba Buku Sastrajendra Buku Suwung Buku Sangkan Paraning Dumadi Buku Jumbuh Kawula Gusti Buku Tantra Yoga Buku Kesadaran Matahari Buku Kesadaran Kristus

Kegiatan