Kemurnian (2)

Gambar oleh Free-Photos dari Pixabay

Saat menekuni laku spiritual, sesungguhnya kita bisa mencapai kesaktian, kebijaksanaan dan kemurnian. Uniknya, laku spiritual yang sejati menempatkan kemurnian sebagai fondasi. Murni terlebih dahulu, baru bijaksana dan sakti. Realitanya memang seseorang bisa sakti tanpa diiringi kemurnian dan kebijaksanaan.

Tapi dengan demikian, ia bukan lagi ada di jalan spiritual yang sejati melainkan sudah bergeser ke laku supranatural. Memang dimungkinkan mengakumulasi kesaktian dengan berlatih prana/chi maupun dengan mengakses kekuatan entitas alam bawah melalui mekanisme prewangan.

Tapi siapapun yang tetap berada pada tataran ini, ia tak akan bisa naik lebih lanjut ke level kebijaksanaan dan kemurnian. Meski ia punya banyak hal mengagumkan, sesungguhnya ia tak bisa mencapai Sangkan paraning dumadi. Pencapaian Sangkan paraning dumadi hanya bisa diraih dengan fondasi kemurnian.

Kemurnian di sini mencakup aspek energi dimana ia sepenuhnya terhubung dengan Diri Sejati/Sang Dewa Ruci tanpa ada parasit energi yang mengganggu. Aspek kemurnian lainnya adalah ia menjadi semakin Suwung - kosong dari residu emosi destruktif dan jejak karma buruk.

Uniknya, saat seseorang mencapai kemurnian justru kesaktian yang berakar pada kuasa Diri Sejati akan muncul. Inilah kondisi dimana terjadi harmoni antara kesaktian, kebijaksanaan dan kemurnian.

Mereka yang berjiwa murni, juga berkesempatan mendapat dukungan dari entitas alam atas: para Sanghyang, dewa Dewi, guru suci, para leluhur. Mereka menjadi guru Niskala yang mengayomi bahkan menitisi sehingga menguatkan kesaktian dan kebijaksanaan.