Rasa sejati sesungguhnya tidak ada gatra fisiknya, karena memang bukan organ fisik. Keberadaannya menjadi bagian tak terpisahkan dari keberadaan Sukma Sejati yang juga tak bisa diidentifikasi secara ragawi.
Tetapi keberadaan dan fungsi rasa sejati ini nyata. Ia bekerja berdasarkan sistem getaran. Rasa sejati bisa menangkap getaran dari keberadaan sekeliling sehingga dapat menangkap, menyadari dan mengerti secara utuh kenyataan sesungguhnya.
Tetapi keberadaan dan fungsi rasa sejati ini nyata. Ia bekerja berdasarkan sistem getaran. Rasa sejati bisa menangkap getaran dari keberadaan sekeliling sehingga dapat menangkap, menyadari dan mengerti secara utuh kenyataan sesungguhnya.
Dalam keberadaan manusia di bumi, memang terdapat hubungan antara yang ragawi atau fisik dengan yang non-ragawi atau metafisik.
Didalam organ jantung manusia, terdapat satu ruang kosong yang di sebut sebagai SA Node sebagai bagian dari jantung. Tepatnya SA Node ini berada di balik ruang katup atrium yang berada pada bagian jantung paling kanan.
Jantung dengan detaknya memang dianggap sebagai satu indikator penting dari hidup manusia. Jantung bisa berdetak, maka itu mengindikasikan bekerja dan menyebarnya daya kehidupan ke seluruh tubuh, karena ada energi yang muncul dari SA Node ini.
Didalam organ jantung manusia, terdapat satu ruang kosong yang di sebut sebagai SA Node sebagai bagian dari jantung. Tepatnya SA Node ini berada di balik ruang katup atrium yang berada pada bagian jantung paling kanan.
Jantung dengan detaknya memang dianggap sebagai satu indikator penting dari hidup manusia. Jantung bisa berdetak, maka itu mengindikasikan bekerja dan menyebarnya daya kehidupan ke seluruh tubuh, karena ada energi yang muncul dari SA Node ini.
Energi ini sejatinya memancar dari Kekosongan Absolut. SA Node yang lokasinya bisa dipetakan berada di pusat dada ini merupakan pintu gerbang hubungan energi antara dimensi metafisik dan fisik di dalam tubuh. Saat seseorang bernafas, terpicu dan terpancarlah energi hidup dari SA Node.
Lalu terhubunglah SA Node ini dengan medula spinalis di tulang belakang yang menyebabkan mengalirnya energi melalui satu jalur energi yang kita kenal sebagai meridian. Energi ini kemudian naik ke pusat syaraf di otak dan terhubunglah dengan pineal gland atau kelenjar pineal.
Lalu terhubunglah SA Node ini dengan medula spinalis di tulang belakang yang menyebabkan mengalirnya energi melalui satu jalur energi yang kita kenal sebagai meridian. Energi ini kemudian naik ke pusat syaraf di otak dan terhubunglah dengan pineal gland atau kelenjar pineal.
Secara fisik bisa dijelaskan lebih detail sebagai berikut.
Terpicunya SA Node saat bernafas, terlebih ketika proses bernafas benar-benar disadari seperti dalam meditasi, membuat darah yang terikat dengan oksigen murni masuk ke ventrikel kiri pada jantung dan mengalir ke semua bagian tubuh.
Maka energi yang melimpahpun tersebar melalui darah. Saat yang sama, seiring dengan aliran energi lewat darah ini, terjadi proses penghantaran daya listrik tubuh yang mengalir dari SA Node ke seluruh sistem syaraf yang menjulur melalui tulang belakang menuju ke semua organ dan seluruh sel pada tubuh. Secara fisik memang terdapat syaraf yang menghubungkan antara jantung, paru-paru dan pusat syaraf di modula oblongata. Kesemuanya menjadi satu kesatuan yang memastikan energi kehidupan terus mengalir.
Maka energi yang melimpahpun tersebar melalui darah. Saat yang sama, seiring dengan aliran energi lewat darah ini, terjadi proses penghantaran daya listrik tubuh yang mengalir dari SA Node ke seluruh sistem syaraf yang menjulur melalui tulang belakang menuju ke semua organ dan seluruh sel pada tubuh. Secara fisik memang terdapat syaraf yang menghubungkan antara jantung, paru-paru dan pusat syaraf di modula oblongata. Kesemuanya menjadi satu kesatuan yang memastikan energi kehidupan terus mengalir.
Lebih jauh, bisa dinyatakan bahwa kelenjar pineal yang terhubung dengan SA Node inilah yang menghubungkan diri manusia dengan Pusat Kesadaran dan Kecerdasan Jagad Raya. Sehingga lewat proses meditasi memang dimungkinkan seseorang menjadi lebih tahu tentang realitas, melampaui apa yang bisa dicerap oleh panca indera. Karena aliran energi yang muncul lewat SA Node kemudian memicu kerja dari pineal gland.
Realitas yang unik adalah, ada sebagian orang yang pineal gland atau kelenjar pinealnya telah aktif dan bisa menangkap data semesta, tetapi tidak memiliki Kebijaksanaan dan Kasih Murni. Ini terjadi karena kesadaran yang muncul belum utuh. Secara energi memang telah cukup memadai sehingga kelenjar pineal teraktivasi – terutama jika yang bersangkutan banyak bermeditasi dengan fokus pada Pineal Gland atau Mata Ketiga, tetapi ada tirai antara kesadaran ragawi dengan Kesadaran Agung dari Sang Sukma Sejati/Sang Atman/Guru Sejati. Nah, sebaliknya, seseorang yang telah terhubung dengan Sukma Sejatinya sehingga punya kebijaksanaan dan Kasih Murni, belum tentu kelenjar pinealnya teraktivasi secara optimal. Tetapi ia tetap bisa menangkap kebenaran lewat rasa sejatinya meski ia tak melihat dan mengetahui banyak hal sebagaimana seseorang yang telah teraktivasi kelenjar pinealnya.
Maka, laku yang saya tuntunkan lebih menekankan agar setiap pribadi memprioritaskan keterhubungan dengan Guru Sejati dan bisa secara optimal mendayagunakan rasa sejatinya.
SHD
Post a Comment