![]() |
Ini adalah kebijakan pemerintah yang melegakan, satu titik balik dari ancaman lockdown secara nasional yang bisa melumpuhkan ekonomi dan membuat banyak orang semakin menderita.
Indonesia layak dinyatakan sebagai negara yang cukup bisa mengendalikan situasi, jauh lebih baik ketimbang banyak negara termasuk negara-negara Eropa dan Amerika Serikat.
Apa yang terjadi adalah hasil kolaborasi indah orang-orang yang mengemban amanat di pemerintahan dan para pekerja profesional yang membuat perubahan di tataran fisik, plus mereka yang bekerja di tataran energi.
Maka hari ini saya dengan lega bisa kembali pulang ke rumah di kaki gunung Ciremai, 2 minggu setelah kepulangan dari Edinburgh. Sebagian tugas pada episode ini sudah bisa diselesaikan dengan baik.
Tugas selanjutnya adalah memberikan dukungan secara energi kepada berbagai negara yang sedang berjibaku dengan issue pandemi: India, Italia, Inggris, AS, dan berbagai negara lainnya. Inilah tugas semesta bagi Ksatria Cahaya. Sudah tidak ada lagi batasan negara.
Tak ada juga nasionalisme yang sempit apalagi sukuisme. Kita bekerja untuk kepentingan global, dasarnya adalah semangat persaudaraan yang universal. Semua manusia dengan warna kulit berbeda - beda, sejatinya bersumber pada realitas yang sama.
Semua adalah saudara. Semua punya harapan yang sama akan kebahagiaan dan keselamatan. Maka sewajarnya kita bergotong royong pada skala global.
Memang apa yang bisa dikerjakan para Ksatria Cahaya? Apakah ada dampak yang nyata? Silakan lihat keajaiban yang terjadi di banyak tempat. Itu tak terjadi begitu saja. Itu kerja para Ksatria Cahaya yang bersama-sama dengan jiwa murni memancarkan energi kasih yang mendatangkan keajaiban.
Keselamatan pada skala nasional maupun global adalah buah kerja keras siapaun yang berjiwa murni dan mengerti bagaimana hukum semesta bekerja, serta tahu bagaimana mendayagunakan kekuatan semesta yang tanpa batas.
Keajaiban lainnya akan terus terjadi. Banyak peristiwa yang menentramkan jiwa muncul dengan cara yang tak terpikirkan bahkan di luar imajinasi banyak orang.
Tapi semua itu nyata, perubahan besar-besaran memang tengah terjaditerjadi di bumi ini. Planet kita sedang bergerak menjadi Bumi Cahaya. Pada Bumi Cahaya, mayoritas buminya berasa pada kesadaran spiritual yang luhur, sebagian besar manusia telah bisa mengembalikan jiwanya kepada realitas awal mulanya sebagai cahaya yang agung.
Untuk menjadi Ksatria Cahaya yang bisa mengubah realitas dan mendatangkan keajaiban, siapapun harus mengubah jiwanya menjadi Jiwa Ilahi atau Divine Soul. Ini adalah jiwa yang telah bisa merealisasikan kualitas ketuhanan, mencapai tataran jumbuh kawula Gusti, selaras sepenuhnya antara Sukma, Atman dan Brahman.
Ini adalah keadaaan manusia yang telah diliputi sepenuhnya oleh kasih murni, kebahagiaan dan kebenaran sejati. Fondasi dari proses ini adalah tercapainya kemurnian jiwa. Tanpa kemurnian jiwa tak akan ada pencerahan dan realisasi kualitas ketuhanan di dalam diri.
Maka saya sebagai pembimbing sangat saklek dan tiada kompromi dalam hal ini: siapapun benar-benar berniat mencapai tujuan utama harus sungguh-sungguh memastikan kemurnian diri secara emosi, persepsi, energi dan karma. Tidak ada toleransi sedikitpun terlebih untuk ketidakmurnian secara energi.
Lugasnya, lebur segera segala parasit energi, lepas segala bentuk entitas dari dimensi rendah yang menyusup ke dalam diri meski mereka tampak baik dan ada gunanya. Jangan pula pernah asal-asalan dalam bermeditasi dan belajar spiritual yang membuat Anda malah terjerat oleh entitas dari dimensi rendah.
Siapapun yang punya harapan mencapai tataran Jiwa Ilahi, perlu kerendahan hati pada tataran maksimal. Berendahhatilah untuk menerima bimbingan dan umpan balik yang mengarahkan Anda pada kemurnian jiwa.
Mereka yang ngeyelan, keras kepala, tak ada tempat di jalan keheningan. Jalan keheningan hanya diperuntukkan bagi mereka yang mau merendah hati. Jika Anda sadar bahwa Anda belum tercerahkan, berendahhatilah untuk dibimbing oleh mereka yang tercerahkan.
Jika Anda sadar bahwa Anda mulai tercerahkan, berendahhatilah untuk dibimbing oleh siapaun yang lebih tercerahkan. Secara spesifik saya menegaskan, siapapun yang masih ada di dalam komunitas yang saya asuh tetapi tidak mau memurnikan jiwanya, dipersilakan untuk konsekuen memilih jalan sendiri.
Semesta telah memberi petunjuk yang jelas dan tegas, saya tidak perlu punya banyak murid tanpa ada jaminan kualitas. Lebih bagus saya berjalan bersama sedikit orang tapi bersungguh-sungguh, tekun meniti keheningan dan mencapai tataran Jiwa Ilahi.
Banyak orang tanpa kesadaran murni tak membuat perubahan apa-apa, laksana buih di lautan. Tapi sedikit orang yang punya jiwa Ilahi lalu berkolaborasi, pasti mengubah dunia, laksana gelombang besar di Samudera yang bisa menghempas apapun yang ada di tepi pantai.
Di penghujung tulisan ini, disajikan bagi Anda wejangan dari Sang Hyang Adhi Parama Budha:
Sanghyang Adhi Parama Budha
06.05.2020 - 06.53 wib
Salam wahai jiwa agung para ksatria.
Pelajaran berikutnya kita lanjutkan kembali.
Beberapa jiwa agung dari dimensi yang luhur telah ada pada diri kalian semuanya.
Sebagai anugerah atas segala daya upaya dan sebagai anugerah atas usaha kalian semuanya untuk memurnikan jiwa setiap hari, setiap saat.
Dengan semakin dimurnikannya Sang Jiwa maka Mahadaya yang berada di pusat dada semakin bekerja selaras.
Terima semuanya dengan kerendahan hati dan penuh rasa syukur.
Hari ini kita belajar mengenai makna kerendahan hati.
Hati yang penuh syukur adalah landasan dari kerendahan hati.
Segala yang ada pada diri adalah anugerah dari Sang Ilahi.
Sejatinya diri adalah kosong.
Kekosongan yang absolut.
Segala yang ada pada diri telah disesuaikan dengan kebutuhan peran.
Inilah makna kepasrahan.
Penyerahan diri secara total kepada Sang Sumber Segala Yang Ada.
Diri sebagai wadah untuk melahirkan mahakarya Sang Sumber Daya.
Melangkah dengan segala tuntunan yang pasti akan selalu muncul bila kita tekun dalam keheningan.
Suatu sistem semesta yang sempurna telah diciptakan oleh Sang Pencipta.
Tanpa perlu kita memikirkan apapun.
Kita hanya diminta untuk mengikuti alur, mengikuti irama, mengikuti gerak semesta.
Maka biarkan diri bergerak selaras dengan gerak semesta.
Biarkan diri menari mengikuti irama semesta.
Biarkan diri mengalir dalam aliran semesta.
Tak usah dipikirkan, karna pemikiran tidak akan mampu menjangkau.
Hati yang menggerakkan.
Kepasrahan yang menggerakkan.
Cukup nikmati saja segala prosesnya.
Maka terberkatilah jiwa - jiwa yang telah semakin dimurnikan karena kesetiaannya.
Para jiwa ksatria yang terus berjuang dalam keheningan mendalam.
Terpancarlah Mahadaya Illahi dari pusat hati jiwa yang murni.
Selaras terberkati Sang Jiwa Illahi.
Jakarta, 6-04-2020
Post a Comment