Itu bisa dilakukan siapapun tanpa terkecuali. Itu adalah hal yang sangat natural. Saat engkau sadar penuh akan kasih murni di dalam nafas dan secangkir kopi, lalu engkau berterima kasih kepada yang melimpahkan semua itu, maka engkau sudah menyebut Tuhan yang benar, apapun bahasa yang engkau pakai.
Sadarilah bahwa kita semua dihidupi dengan udara yang sama, dengan air yang menuju muara yang sama, dengan sinar dari matahari yang sama, juga dengan segala hal yang muncul dari tanah yang sama.
Kita dipersatukan saat ada dalam keheningan, saaat menikmati momen saat ini dan di sini, saat menyadari keindahan dan keagungan yang meliputi segalanya.
Jangan pernah terpecah belah oleh agama dan tradisi apapun. Lampauilah segala sekat untuk mengerti kesatuan dalam kemanusiaan. Semua manusia dikasihi dengan murni dan tanpa diskriminasi oleh Tuhan yang sama, tak peduli apapun strata sosialnya, sukunya, bangsanya, rasnya, tradisinya, agamanya, label spiritualitasnya.
Teruslah relaks dan menikmati setiap tarikan dan hembusan nafas, lalu menyadari kuasa dan kasih Tuhan yang nyata.
Teruslah menyadari keberadaan Tuhan yang nyata sebagai kekosongan absolut yang meliputi segala yang ada dan sebagai penuntun agung yang bertahta di relung hati, yang menjadi sumber dari getaran kasih murni dan bahagia sejati.
Dengan begitu niscaya sirna segala ilusi dan tumbuh kesadaran murni. Berpeganglah pada pengetahuan suci yang datang lewat keheningan.
Abaikan segala teori yang muncul dari prasangka, asumsi, khayalan, baik yang datang dari orang lain maupun dirimu sendiri.
Post a Comment