Saya bukan dokter. Tapi sebagai spiritual healer, saya telah membantu penyembuhan orang-orang dari berbagai profesi, termasuk beberapa dokter. Dasar teoritik saya adalah bahwa ada keterhubungan erat antara jiwa, energi, pikiran dan tubuh. Keempat elemen ini membentuk satu kesatuan: manusia.
Sejauh saya mengamati kasus orang sakit yang saya tangani, berikut ini beberapa kesimpulan:
Foto Ilustrasi: Chef amatir yang masakannya dibilang enak banget oleh yang sudah nyicipin. Yang pengen nyicipin silakan buat agenda masak bersama Chef SHD he he he
1. Sakit pada tubuh fisik pasti bermula dari ketidakselarasan di level energi. Secara lebih teknis, tubuh eterik pasien pasti bermasalah, ada blocking pada jalur dan simpul energi. Bermasalahnya tubuh energi bisa muncul karena pikiran dan emosi yang destruktif, bisa juga karena gangguan metafisik.
2. Faktor emosi seperti rasa tertekan atau terintimidasi, memblok cakra tenggorokan dan pada jangka panjang bisa menyebabkan problem pada kelenjar tiroid dengan salah satu manifestasinya: kanker tiroid. Jika seseorang sangat obsesif, mengejar target, saat semakin ekstrim itu pasti memblok cakra solar plexus dan merusak lever hingga jantung. Jika seseorang punya sakit hati, sedih mendalam, itu memblok cakra hati dan menurunkan kinerja kelenjar timus. Ini pasti memunculkan problem imunitas, baik berupa imunitas yang turun drastis - sehingga orang gampang sakit, atau kebalikannya, over imunitas - manifestasinya auto imun atau badai sitokin. Mereka yang punya trauma pada pasangan pasti cakra sexnya keblok - dalam jangka panjang ini melumpuhkan kreativitas atau mengganggu kesehatan organ reproduksi.
3. Serangan atau gangguan metafisik bisa langsung mengacau berbagai organ dan sistem tubuh. Ada yang bikin sesak nafas, ada yang mengunci simpul energi api sehingga bikin demam, dan seterusnya.
4. Ada kasus sakit atau degradasi organ tubuh akibat rendahnya kemampuan produksi ATP, baik karena kurangnya pasokan oksigen, atau ketidakmampuan tubuh dalam mengolah oksigen yang masuk.
5. Saya juga temukan orang yang amigdalanya tertanami program ketakutan akut, yang memicu kepanikan yang irasional, bisa juga membuat orang sesak nafas.
Berdasarkan itu, cara untuk sehat itu tak ada urusannya dengan mencegah paparan virus atau bakteri. Ini adalah tentang menjaga keselarasan pikiran, emosi, energi, agar ekosistem tubuh menjadi selaraa juga sehingga virus dan bakteri di dalam tubuh tidak menjadi bersifat patogen. Kunci sehat adalah tetap relax, bahagia, dan bisa mengakses oksigen dalam jumlah yang memadai.
Sebaliknya, untuk penyembuhan, tidak bisa semata-mata mengandalkan obat yang mengamputasi gejala. Penanganan cara berpikir dan emosi, serta penyelarasan energi, juga pemberian obat yang tak punya efek samping berbahaya, harus dilakukan secara menyeluruh. Maka menjadi kontraproduktif penanganan orang sakit dengan cara diisolasi dan dicekoki obat sedemikian banyak. Saya sendiri sudah buktikan, menangani mereka yang divonis positif kena pirus anu, tanpa tertular dan saya tetap sehat.
Tapi bukan berarti saya gak pernah sakit: saya pernah demam, pusing, lemas, batuk. Itu bukan tertular siapapun, tapi karena saya kelelahan, plus ada serangan metafisik yang dahsyat. Saya sembuhkan diri saya dengan istirahat, meditasi, pijat dan minum jamu.
Jika kita terapkan ilmu kesehatan holistik, kita bisa menyelesaikan issue pandemi ini tanpa habiskan uang negara, tanpa melumpuhkan ekonomi, tanpa bikin chaos.
NB: Saya tidak buka praktek penyembuhan profesional berbayar, saya hanya membantu mereka yang sakit dan berjatah saya tangani karena dorongan kasih murni.
Post a Comment