Bolehkah kita membicarakan pengalaman spiritual di ruang publik? Ya tentu saja yang harus Anda ceritakan adalah apa yang Anda alami. Jika Anda membahas perkara spiritual, pencerahan, dan perkara lainnya semacam itu, mutlak harus didasari pengalaman otentik.
Kalau belum mengalami ya sudah diam. Pengalaman otentik itulah yang jadi inspirasi bagi banyak orang Masak kita ngomongin khayalan dan gossip spiritual? Yang tidak boleh diomongin sembarangan adalah pengalaman supranatural/metafisika.
Kenapa? Meski itu benar, belum tentu orang bisa menerima itu; daripada Anda dipancung lebih baik Anda diam. Contoh, Anda dalam hening jadi tahu bahwa si anu sekarang ada di dimensi 1 dan sedang menderita. Ya sudah diam saja karena kalau Anda ngomong Anda bisa dilempari panci oleh para pemujanya yang mengira dia sedang happy happy di surga.
Bolehkah ajaran spiritual dituliskan dan penulisnya dapat duit? Dari jaman dulu sampai sekarang ada aksara itu ya buat nulis segala hal, termasuk ajaran spiritual. Jika penulis ajaran spiritual dapat duit terus masalahnya apa?
Penulis cerita erotis aja boleh masak penulis jalan keselamatan jiwa gak boleh. Kalo perlu buat yang punya duit harus bayar mahal karena ajaran spiritual yang membawa pada keselamatan jiwa sesungguhnya tak ternilai harganya, tak sebanding dinilai dengan uang berapapun. Tapi penulisnya kan tetap butuh makan, butuh jalan-jalan, semua pakai uang, jadi wajar dapat imbalan finansial yang adil sesuai kerja kerasnya.
Bolehkah orang bego ngomongin spiritual dan mengkritik orang yang sudah tercerahkan? Orang bego itu tugasnya belajar dengan rajin. Kalau sidah jadi pakar baru boleh ganti tugas jadi kritikus dan mengajar.
Post a Comment