HUBUNGAN FREE WILL DAN KETETAPAN TUHAN



Free Will dan ketetapan Tuhan


Sekarang jiwa ada di dalam kehidupan material dibungkus oleh badan. Badan ini representasi atomic world. Badan ini disusun oleh atom-atom, disusun oleh sel-sel. Pada setiap sel, pada setiap atom juga ada keberadaan Tuhan. 

Esensinya adalah Tuhan itu sendiri. Makanya, sel itu punya kecerdasan, ini sudah ditata sedemikian rupa oleh kecerdasan tertinggi. Sel itu berbeda dengan jiwa, berbeda dengan ego. Sel-sel yang membentuk semua organ itu bekerja semata-mata taat kepada kehendak Tuhan, sesuai dengan rancangan Agung. 

Makanya, hidung itu tidak tiba-tiba memanjang sendiri. Telinga pun tidak tiba-tiba membentuk semau sendiri. Semuanya ada rancangannya.

Tetapi, ego manusia yang merepresentasikan keberadaan jiwa yang sudah dibungkus oleh tatanan fisik bisa punya mau sendiri. Nah, kenapa bisa punya mau sendiri itu? Karena dia punya yang namanya Free Will/kebebasan berkehendak/kebebasan berkeinginan. Kebebasan berkeinginan itu bukan berarti kebebasan untuk melakukan apa saja. Itu dua hal yang berbeda. Kita bisa punya keinginan banyak hal, tetapi tidak semua keinginan itu bisa dilakukan karena kita tidak mampu.

Contohnya, boleh saja Anda saat ini berkehendak untuk pergi ke hutan Amazon atau ke Siberia atau piknik di Paris, kemana aja 'kan bebas, ini namanya kehendak. Tetapi, apakah kita bisa mewujudkannya? Belum tentu, tergantung dari apa yang kita punya. Nah, yang kita punyai disebut sebagai takaran/kapasitas. 

Kapasitas ini dibentuk oleh bagaimana perjalanan jiwa dan kehidupan kita di masa lalu, kemudian kita diikat oleh hukum Semesta, the Law of Universe.

Kebebasan berkehendak ini satu paket dengan kapasitas sebagai pembatas, dan satu paket juga dengan the Law of Universe sebagai koridor. Dengan kebebasan berkehendak pada akhirnya kita bisa memilih, "Saya mau ini", batasannya adalah kapasitas, nanti dampaknya ada dalam koridor the Law of Universe. Law of Universe ini yang sesungguhnya merupakan ketetapan Tuhan.

Misalnya, Anda memilh untuk makan makanan beracun. Bebas, siapa yang melarang? Tidak ada, dalam arti memaksa Anda untuk tidak makan itu, tidak ada. Tetapi, Tuhan di dalam diri Anda memberikan tuntunan, "Jangan makan itu karena akan menciptakan kerusakan pada badan Anda." Tapi, kalau Anda memaksa selama Anda bisa membeli makanan beracun itu, Anda bisa lakukan itu. Ketika Anda makan, Anda tidak akan lepas dari akibatnya. Badan Anda akan mengalami kerusakan, Anda akan sakit.
Pertanyaannya, "Ketika Anda sakit, apakah Tuhan ikut sakit?" Tidak sama sekali. Yang sakit adalah Anda. 

Nah, ini yang disebut ngunduh wohing pakarti, setiap orang itu akan memetik buah perbuatannya sendiri karena pada dasarnya manusia itu punya free will atau kebebasan berkehendak.

Kita hidup dengan anugerah yang nyata dari Sang Sumber Kehidupan atau Tuhan. Kita jelas punya kebebasan untuk mendayagunakan semua anugerah itu, tetapi silakan memilih untuk mengikuti jalan kebenaran, yaitu jalan yang ditunjukkan oleh Sang Diri Sejati Anda. Hanya dengan cara itu, Anda akan memetik buah perbuatan yang selaras, buah perbuatan yang manis. Jadi, kalau Anda kemudian menderita atau Anda bahagia sebetulnya itu adalah buah pilihan Anda sendiri. Jangan pernah menyalahkan Tuhan.

Tindakan-tindakan yang konyol, misalnya ada orang yang karena ceroboh, kemudian dia masuk selokan. Akhirnya, untuk menghibur diri dia bilang, "Ya sudahlah, ini sudah kehendak Tuhan." Siapa yang menghendaki Anda masuk selokan? Anda jangan suka menuduh sembarangan. Kalau Anda masuk selokan, semua itu karena buah perbuatan Anda sendiri. Anda punya free will untuk Anda bisa memilih tidak masuk ke selokan itu. 

Tidak ada Tuhan memaksa masuk selokan. Tapi, karena Anda ceroboh, Anda tidak hati-hati, Anda meleng, Anda masuk selokan. Jadi, jangan sembarang menyalahkan Tuhan.

Misalnya, Anda kemudian bangkrut dalam bisnis, mengalami penderitaan dalam rumah tangga, sudahlah, tidak usah menghibur diri dengan kata-kata yang ilusif, "Ini sudah memang kehendak Tuhan". Tidak begitu ceritanya. Kenyataan sebenarnya adalah apa pun yang Anda kemudian dapatkan, itu adalah hasil pilihan Anda. Anda bisa memilih dengan prasangka Anda.

Orang-orang baik bisa terjerumus dengan apa? Karena dia culun, tidak waspada, mengambil keputusan yang itu sebetulnya membahayakan dirinya, mengabaikan sinyal dari dalam dirinya. Pasti nanti buahnya adalah masalah, kecelakaan, penderitaan. Jadi, siapa pun yang mengalami itu, jangan sembrono menyalahkan Tuhan dengan mengatakan itu ketetapan Tuhan
0 Response to "HUBUNGAN FREE WILL DAN KETETAPAN TUHAN"

Post a Comment



Laku spiritual adalah proses bertumbuhnya pengalaman keilahian, wujudnya adalah menjadi penuh dengan daya, penuh kebijaksanaan, penuh kecerdasan, penuh kreatifitas, penuh welas asih.


Setyo Hajar Dewantoro
Founder of Mahadaya Institute


Buku

Buku Medseba Buku Sastrajendra Buku Suwung Buku Sangkan Paraning Dumadi Buku Jumbuh Kawula Gusti Buku Tantra Yoga Buku Kesadaran Matahari Buku Kesadaran Kristus

Kegiatan