Mari kita rinci satu persatu.
Dark Side: Bahasa lainnya adalah phsycologic shadow. Dialihbahasakan sebagai "sisi gelap". Ini adalah penghambat dalam pertumbuhan spiritual. Inilah akar dari derita. Sisi gelap adalah segala bentuk luka jiwa/trauma psikologis, watak angkara dan ilusi pada manusia.
Tentu saja kalau Anda mau tercerahkan, Anda jangan pelihara sisi gelap ini. Sisi gelap harus diluruhkan melalui proses purifikasi.
Dark Energy: Saya sering menggunakan terminologi ini dalam konteks fenomena kosmik. Dark energy adalah energi perdana yang memancar dari kekosongan absolut yang bertanggung jawab terhadap segala kejadian atau ekspansi jagad raya. Dengan adanya dark energy inilah selalu ada materi baru, universe baru. Saat saya menuliskan tentang dark energy, jelas maksudnya bukan "black magic".
Dark Matter: Ini juga terkait dengan fenomena kosmik. Dark matter atau materi gelap adalah keberadaan yang punya massa, mengandung daya gravitasi supertinggi, karenanya tidak bercahaya, menjadi penyelaras terhadap keberadaan dark energy; ia menghambat ekspansi sehingga omniverse ini selalu ada dalam kesetimbangan.
Dark Forces: Kuasa Kegelapan. Ini maksudnya adalah entitas yang hidup, punya free will, sesuai fase evolusinya mereka hidup di dimensi rendah, diliputi watak angkara. Istilah lainnya adalah "makhluk kegelapan", "entitas alam bawah", dengan beragam kategori: demon/iblis, siluman, dll. Jelas bahwa para pembelajar spiritual yang bertujuan meraih keselamatan dan pencerahan tidak bisa memelihara dark force di dalam tubuhnya; siapapun harus memastikan agar jiwanya tidak terjerat dark forces.
Absolute Darkness : sepadan dengan kata " absolute emptiness", "absolute nothingness" atau "Suwung". Inilah asal dari segala realitas dan eksistensi: menjadi esensi segalanya, meliputi segalanya. Ini bahasa lain dari Tuhan sebagai keberadaan yang tanpa batas. Inilah yang diselami dalam keheningan mendalam.
Puncak hening adalah saat kita benar-benar merasakan kesatuan seutuhnya dengan absolute darkness/absolute emptiness. Justru lewat proses ini, manusia pasti mengalami purifikasi, diluruhkan segala dark side dan jeratan dark forces di dalam diri. Sebaliknya saat manusia tuntas memurnikan diri dari segala dark side dan dark forces, ia konstan dalam kesadaran menyatu dengan sang sumber - disebut juga mengalami tataran jumbuh kawula gusti, oneness, atau unio mystica. Gak ada orang mencapai oneness kalau masih banyak demit di badannya, juga masih penuh luka jiwa dan watak angkara.
Wis ngerti ya son? Aja ngawur ....hi hi
Post a Comment