PUTARAN KARMA




Sejak pertempuran di Bukit Tengkorak, Pendekar Naga Putih menjadi berteman akrab dengan 5 pendekar dari Perguruan Teratai Suci. Ia pun menjadi tahu, bahwa di perguruan itu para murid tidak hanya digembleng soal kemampuan silat. 

Yang ditekankan justru tentang bagaimana manusia mencapai budi yang luhur dan hidup dalam kesadaran murni. Dewa Pedang dari Barat sebagai tetua di perguruan itu, sangat menghayati prinsip-prinsip Tao. Ia mengajak murid-muridnya untuk selalu hening cipta, meresapi aliran nafas yang natural, menyadari kesatuan dengan alam semesta. 

Siapapun yang tekun menjalankan hening cipta, pastilah bisa menyadari hidup yang penuh anugerah, bisa diresapi kasih yang paling murni yang terpancar dari relung hati.

Dengan gemblengan yang memasukan keahlian silat dan spiritualitas, maka para murid utama Perguruan Teratai Suci, punya pembawaan tenang. Gerak gerik mereka menunjukkan bahwa mereka selalu hati-hati di setiap langkah dan perkataan. Kata Teratai Suci sendiri menyimbolkan jiwa manusia yang termurnikan, diliputi kasih yang murni, mekar segala keindahannya, melampaui segala kekotoran yang semula melekat pada pikiran dan perasaan. Jiwa manusia yang murni mirip dengan teratai yang mekar dengan indah meski tumbuh di kolam berlumpur.


Pendekar Naga Putih menyadari bahwa 5 pendekar yang punya ketulusan dan keberanian dalam menegakkan kebenaran dan membela kaum yang lemah, adalah aliansi yang
hebat.

Ia memang harus berjuang bersama orang-orang yang tepat, tidak salah pilih orang yang mengaku pejuang padahal pecundang. Perjuangan untuk sebuah missi yang besar juga tak bisa dilaksanakan sendirian. Kolaborasi adalah keharusan.

Perkara peliknya, menemukan pemberani saat teror telah ditebar memang sangat tidak mudah. Menemukan orang yang tulus di tengah kecenderungan banyak orang mempertuhankan uang, juga sulit. Maka Pendekar Naga Putih tahu betul bahwa ia tidak boleh mengutamakan kuantitas tapi harus mengutamakan kualitas. Dalam perjuangan merobohkan tirani dan membentuk tatanan kehidupan baru yang berkeadilan, lebih baik ia bersama 100 pendekar yang benar-benar berhati murni, ketimbang dibantu 1000 orang yang motifnya bias, tak teruji tahan menghadapi godaan, dan sangat mudah bergeser menjadi penghianat. Ia mengerti sepenuhnya bahwa ia pasti bertemu dengan para ksatria sejati yang bersedia bersama-sama menyabung nyawa demi tujuan agung.

Di masa lalunya, Pendekar Naga Putih telah kenyang mengalami penghianatan. Itu terjadi karena wataknya yang terbuka pada orang lain, cenderung selalu berprasangka baik, tidak benar-benar memilih siapa yang layak menjadi orang dekat. Penghianatan itu pahit, demikian yang ia rasakan. Tapi karma baik, watak dasar jiwanya yang murni, membuat ia tak runtuh karena penghianatan. Ia kemudian menjadi semakin kuat, tangguh, dan semakin bijaksana untuk menyikapi hidup secara lebih realistis.

Pendekar Naga Putih menyadari betul, bahwa Sang Terpilih memang tak akan terkalahkan. Kemenangan adalah ketetapan. Tapi semua harus dipastikan lewat kesetiaan penuh pada kebenaran sejati. Itulah yang kini menjadi sikap hidupnya. Sejak ia mengalami gembleng kosmik, ia menjadi sangat peka dalam mendengarkan tuntunan kebijaksanaan tertinggi dari relung hatinya. Segenap langkahnya ia pastikan selalu selaras dengan tuntunan itu.

Bergeser ke tempat lain, di Kotaraja, Hulubalang Utama semakin gundah gulana. Ternyata tak semua pejabat istana dan perwira militer sepakat dengan dia. Ada satu jendral yang ditetapkan Kaisar, memjadi lawan politiknya yang tangguh. Jendral itu patriotik dan dia tak mau hanyut dengan permainan yang menyengsarakan rakyat. Saat yang sama, ada beberapa pejabat teras utama merasa selama ini sering dilangkahi begitu saja, tidak dihormati secukupnya oleh Hulubalang Utama. Mereka menemukan momentum untuk menyuarakan keberatan mereka saat mereka tahu, Hulubalang Utama telah membuat beberapa perjanjian dengan negeri asing yang justru merugikan kekaisaran. Peta politik di istana telah berubah. Hulubalang Utama tak lagi bisa seenaknya sendiri. Bahkan kini ia harus menyusun strategi agar tak tergulung oleh perubahan.

Selanjutnya kita kembali, ke satu bukit yang hijau, tempat Pendekar Naga Putih sedang berbincang dengan 5 pendekar dari Perguruan Teratai Suci. Pada satu momen, Pendekar Naga Putih benar-benar tersadar bahwa gadis di hadapannya sangatlah jelita. Parasnya ayu dan terang benderang. Rambutnya yang hitam panjang tergerai. Itu memancarkan pesona yang mengusik hatinya.
Ia memejamkan mata, untuk meresapi rasa yang tiba-tiba muncul.

Akankah ia terjebak kembali ke dalam cerita romansa? Akankah kini ia bisa meresapi asmara tanpa terjebak luka dan derita?
0 Response to "PUTARAN KARMA"

Post a Comment



Laku spiritual adalah proses bertumbuhnya pengalaman keilahian, wujudnya adalah menjadi penuh dengan daya, penuh kebijaksanaan, penuh kecerdasan, penuh kreatifitas, penuh welas asih.


Setyo Hajar Dewantoro
Founder of Mahadaya Institute


Buku

Buku Medseba Buku Sastrajendra Buku Suwung Buku Sangkan Paraning Dumadi Buku Jumbuh Kawula Gusti Buku Tantra Yoga Buku Kesadaran Matahari Buku Kesadaran Kristus

Kegiatan