TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN



Ksatria Tangguh

Setelah perjumpaan dengan Kakek Super Sakti, Pendekar Naga Putih menelusuri jalan setapak menuju kuil di puncak bukit di kawasan Utara Kotaraja. Kuil itu telah berdiri lebih dari 500 tahun. Ia jadi saksi bisu kebangkitan dan kejatuhan berbagai Dinasti. Pepohonan yang rimbun menaungi kuil itu: pohon trembesi, flamboyan, beragam pohon lainnya dengan dedaunan beraneka warna. Pendekar Naga Putih tidak masuk ke dalam kuil, tapi memilih satu tempat yang agak tersembunyi berjarak sekitar 100 meter di belakang kuil. Ada batu yang teramat besar di situ, di samping telaga kecil yang berair jernih. 

Duduklah Sang Pendekar di batu besar itu, ia meresapi suasana yang temaram. Ada cahaya bulan yang menerangi, ada juga cahaya lentera yang dipasang berjejer sepanjang jalan setapak. Suara seruling dari kejauhan, memberi warna berbeda pada malam yang sebenarnya sunyi. Pendekar Naga Putih meresapi sunyi sembari menikmati nada yang indah dari seruling yang ditiup sang pendekar perempuan dari Perguruan Teratai Putih.

Saat menyelami sunyi, saat jiwanya benar-benar menikmati hening di malam itu, Pendekar Naga Putih merasakan jiwanya terhubung dengan jiwa dari gadis jelita yang sedang meniup seruling. Badan mereka berjarak, tapi tak ada jarak bagi jiwa mereka. Dalam dimensi yang paralel, dua tubuh halus saling bertemu, bergandeng tangan, menari di langit yang benderang oleh cahaya rembulan.

Pendekar Naga Putih merasakan luapan rasa cinta yang besar. Tapi itu cinta yang murni, yang terekspresikan dalan rasa memuja atas keindahan dan keanggunan. Itu rasa cinta yang secara natural menumbuhkan bahagia, bukan cinta yang membawa nestapa karena menuntut jawaban. Ia tahu bahwa pendekar jelita dari Perguruan Teratai Suci juga merasakan hal yang sama. Jiwa mereka tidak asing satu sama lain. 

Kini, yang ada adalah rasa rindu yang agung, muncul dari dua jiwa yang terpisahkan oleh beberapa siklus kehidupan. Pendekar Naga Putih menghayati semua yang terjadi sebagai anugerah. Hatinya mekar dalam sukacita yang agung.

Di tempat lain, Hulubalang Utama sedang beradu strategi dengan Jendral Zhang yang mendapatkan mandat Kaisar untuk memimpin pasukan kekaisaran. Jendral Zhang adalah perwira tinggi dengan jiwa patriotik, ia teguh pada sumpah ksatria untuk setia pada kebenaran. Ia tak suka dengan segala bentuk gaya pemerintahan yang korup sebagaimana dipertontonkan oleh Hulubalang Utama dan para kroninya. Tapi ia tak bisa frontal, ia tahu persis siapa yang ia hadapi. Ia memilih berlaku cerdik, memainkan irama permainan politik yang akan membuat Hulubalang Utama salah langkah sendiri.

Jendral Zhang tahu betapa berat tanggung jawab seorang pemimpin. Setiap pemimpin pasti menuai karma buruk dari setiap penetapan kebijakan yang keliru. Ketidakmampuan mengendalikan anak buah, penyimpangan anak buah yang membuat banyak orang menderita, jelas memberikan buah karma buruk yang nyata dan suatu saat pasti akan dipetik. Maka ia sangat berhati-hati, ia mengerti bahwa keselamatan jiwa adalah hal yang utama. Dan itu hanya akan diraih oleh pemimpin yang konsisten menegakkan kebenaran dan menebar kebajikan. Ia berkomitmen, lebih baik kehilangan jabatan dan nyawa ketimbang harus menjadi penghianat negara yang nista.

Lewat telik sandi pilihan, ia telah terhubung dengan Pendekar Naga Putih. Jendral Zhang cukup senang karena ada rekan seperjuangan meski mereka belum berjumpa langsung dan Pendekar Naga Putih berjuang di luar lingkaran istana. Ia sangat percaya bahwa inilah momen terjadinya perubahan yang besar. Cerita-cerita kepahlawanan yang agung di masa lalu pasti berulang kembali.

0 Response to "TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN"

Post a Comment



Laku spiritual adalah proses bertumbuhnya pengalaman keilahian, wujudnya adalah menjadi penuh dengan daya, penuh kebijaksanaan, penuh kecerdasan, penuh kreatifitas, penuh welas asih.


Setyo Hajar Dewantoro
Founder of Mahadaya Institute


Buku

Buku Medseba Buku Sastrajendra Buku Suwung Buku Sangkan Paraning Dumadi Buku Jumbuh Kawula Gusti Buku Tantra Yoga Buku Kesadaran Matahari Buku Kesadaran Kristus

Kegiatan