APAKAH BOLEH BELAJAR SPIRITUAL UNTUK MENGUBAH NASIB?




Mari kita mulai dengan mempertanyakan, adakah orang yang tidak ingin bahagia? Adakah orang yang didera kesulitan finansial tapi sama sekali tak berharap lepas dari kesulitan itu? Adakah orang yang terjeblak konflik rumah tangga yang tidak merindukan ketentraman dan kedamaian? Adakan orang yang tidak ingin nasibnya berubah menjadi lebih baik? Adakah orang yang tidak menginginkan hidup surgawi di bumi maupun kelak di kehidupan berikutnya?

Sejauh saya mengobservasi manusia, tidak ada satupun yang tidak ingin bahagia. Tidak ada satupun yang mau bertahan dengan penderitaan yang dialami. Tidak ada satupun yang tidak merindukan hidup yang lebih selaras. Jikapun ada yang berbeda, situasinya cuma begini:

Ada orang yang kesulitan merumuskan apa yang dia mau, pikirannya ruwet padahal jelas jiwanya ingin bahagia.

Ada orang yang terjebak "konsep spiritual" semua sudah baik adanya, merasa tak ingin apa-apa lagi padahal ya hidupnya masih ruwet. Ini fenomena orang yang pikirannya tidak sinkron dengan hasrat jiwanya yang paling murni.

Orang memang bisa berbeda-beda dalam memaknai bahagia dan merumuskan jalan menuju bahagia; ini persoalan lain kepala lain isi, padahal hasrat dan kehendak jiwa sih sama saja.

Ringkas kata, sangat wajar jika Anda ingin bahagia ketika Anda belum bahagia, ingin berubah nasib ketika Anda masih merasakan derita dan ketidaknyamanan.

Jika Anda belajar spiritual karena Anda ingin bahagia dan berubah nasib, itu artinya ANDA WARAS.
Tetapi Anda salah alamat jika Anda belajar spiritual ingin bahagia dan mengubah nasib, jika Anda melakukan ini:

1. Tidak mau mengubah realitas jiwa Anda, tidak mau menjalani proses purifikasi dengan segala alasannya.

2. Anda memaksakan maunya ego; Anda bersikukuh agar lewat jalan spiritual hasrat egoistik tentang harta, jabatan dan pasangan bisa diraih.

Belajar spiritual mestinya membuat Anda mengerti tentanh hukum semesta; bahwa setiap diri membentuk realitas medan energi yang melingkupinya dan menarik apapun yang sesuai dengan karakter medan energi itu. Maka hidup surgawi hanya bisa diraih oleh siapapun yang telah tuntas memurnikan diri.

Jika Anda ingin merasakan hidup surgawi tapi tak mau berjuang memurnikan diri, itu artinya Anda curang dan pasti harapan Anda tak akan terjadi. Jika Anda menganggap bisa bahagia ketika Anda masih memiliki sifat egoistik, keserakahan, sikap kompetitif, sombong, licik dan manipulatif, ya berarti Anda ngayal. Tak ada orang yang sungguh-sungguh bahagia meski bergelimang harta dan kuasa jika masih punya watak angkara dan banyak dosa.

Spiritualitas itu mentransformasi diri dan hidup Anda. Tetapi jelas Anda harus memenuhi persyaratan untuk bertransformasi. Kuncinya tetaplah terus menerus hening dengan cara yang tepat, selalu rendah hati, tekun dan pantang menyerah dalam belajar. Spiritualitas yang sejati bukan membuat Anda jadi tukang ngayal: gak ingin apa-apa, semua baik-baik saja, padahal nyatanya Anda masih merana, jiwa masih protes karena kehendak murninya diabaikan oleh si ego.

1 Response to " APAKAH BOLEH BELAJAR SPIRITUAL UNTUK MENGUBAH NASIB?"



Laku spiritual adalah proses bertumbuhnya pengalaman keilahian, wujudnya adalah menjadi penuh dengan daya, penuh kebijaksanaan, penuh kecerdasan, penuh kreatifitas, penuh welas asih.


Setyo Hajar Dewantoro
Founder of Mahadaya Institute


Buku

Buku Medseba Buku Sastrajendra Buku Suwung Buku Sangkan Paraning Dumadi Buku Jumbuh Kawula Gusti Buku Tantra Yoga Buku Kesadaran Matahari Buku Kesadaran Kristus

Kegiatan