Kita Pencipta Sorga dan Neraka Kita Sendiri



Kita Pencipta Sorga dan Neraka Kita Sendiri
Gambar oleh cdd20 dari Pixabay
KITA PENCIPTA SORGA DAN NERAKA KITA SENDIRI Dari realitas yang tanpa batas, kekosongan absolut atau Suwung, terjadilah segala yang ada. 

Keberadaan yang kita juluki Tuhan yang Maha Esa mengejawantah menjadi jagad raya dengan segala hukumnya, dan segala penghuninya. Kehendak Tuhan bekerja dalam bentuk law of universe. 

Segala keberadaan, makhluk atau entitas, yang esensinya adalah Tuhan itu sendiri, hidup dengan free will dalam bingkai law of universe dan dibatasi oleh kapasitas masing-masing. 

Di jagad raya, dualitas menjadi bagian yang tak terpisahkan.. Segala manifestasi dari Tuhan berada dalam spektrum yang mewakili keseluruhan gradasi dari gelap menuju terang, yin yang, buruk baik dan semacamnya. Sesuai dengan free willnya, setiap keberadaan pasti menempati satu koordinat dalam spektrum di atas. Dalam konteks kesadaran, ada yang berada di tataran kesadaran rendah dengan realisasi karakter kesempurnaan Tuhan yang sangat minimalis, dan ada yang berada pada tataran kesadaran tinggi karena secara maksimal merealisasikan karakter kesadaran Tuhan. Malaikat dan siluman sama-sama merasakan manifestasi Tuhan, sama-sama mengandung benih ketuhanan. 

Tapi mereka berbeda pada tataran realisasi benih ketuhanan itu. Malaikat merealisasikan karakter kasih dan kesadaran murni secara maksimal. Sementara siluman berada pada tahap minimal dalam hal kasih dan kesadaran murni - sehingga diwarnai sifat kebalikannya yaitu penuh ilusi dan angkara murka. 

Manusia bisa seperti malaikat, bisa seperti siluman.. Sesuai kehendak bebas dan upayanya yang membentuk tahap dalam evolusi jiwa. Kita yang menentukan nasib, keadaan dan tahap evolusi kita sendiri. Kita yang menentukan sorga dan nerakanya hidup kita. Jangan melempar tanggung jawab dengan mengatakan itu sudah digariskan, sudah ditetapkan. Jika kita bicara grand design bagi jiwa manusia, tak ada yang tidak membawa kepada tahap evolusi lebih tinggi. 

Tak ada jiwa yang grand design atau rancangan hidupnya adalah dijebloskan ke neraka atau kehidupan yang jauh dari kasih murni, kebahagiaan dan kedamaian sejati. Kita sendiri yang memilih ada di posisi mana. Jika kita hidup selaras dengan tuntunan Diri Sejati maka kita hidup merealisasikan rancangan agung. Jika kita hidup dalam ilusi dan mengikuti ego kita - meski merasa benar - ya pasti mengalami kejatuhan spiritual. 

Maka, bertanggung jawablah atas setiap langkah. Selalu eling waspada. Hening dan setialah pada Sang Penuntun Agung di dalam diri. Rahayu. SHD

1 Response to "Kita Pencipta Sorga dan Neraka Kita Sendiri"



Laku spiritual adalah proses bertumbuhnya pengalaman keilahian, wujudnya adalah menjadi penuh dengan daya, penuh kebijaksanaan, penuh kecerdasan, penuh kreatifitas, penuh welas asih.


Setyo Hajar Dewantoro
Founder of Mahadaya Institute


Buku

Buku Medseba Buku Sastrajendra Buku Suwung Buku Sangkan Paraning Dumadi Buku Jumbuh Kawula Gusti Buku Tantra Yoga Buku Kesadaran Matahari Buku Kesadaran Kristus

Kegiatan